Mitigasi Bencana
8 Fenomena Tren World App: Antara Inovasi Global dan Dilema Etika

Di tengah laju perkembangan teknologi yang semakin pesat, dunia kini diperkenalkan pada fenomena baru bernama World App. Aplikasi ini bukan sekadar alat keuangan digital, melainkan bagian dari proyek ambisius Worldcoin yang bertujuan menciptakan identitas digital universal berbasis biometrik untuk setiap manusia di bumi.
World App beroperasi sebagai gerbang utama pengguna ke ekosistem Worldcoin, memungkinkan mereka untuk menyimpan identitas digital, menerima insentif dalam bentuk token kripto, dan mengakses layanan keuangan lainnya.
Namun, di balik semangat inovasi dan misi “inklusivitas global” yang digembar-gemborkan, muncul pula sejumlah kekhawatiran yang tidak bisa diabaikan. Masyarakat sipil, aktivis privasi, serta beberapa pemerintah mulai mempertanyakan implikasi etis, hukum, dan sosial dari proyek ini.
Artikel ini mencoba membedah lebih dalam potensi positif dan negatif dari tren World App, serta apa maknanya bagi masa depan identitas digital dan perlindungan hak asasi manusia.
Apa Itu World App dan Bagaimana Cara Kerjanya?
World App adalah aplikasi mobile yang dikembangkan oleh Tools for Humanity sebagai bagian dari ekosistem Worldcoin. Melalui World App, pengguna dapat:
- Mendaftarkan diri dan melakukan verifikasi identitas menggunakan pemindai iris bernama Orb.
- Menerima World ID, yaitu identitas digital unik yang membedakan manusia dari kecerdasan buatan (AI).
- Menyimpan dan mengelola token kripto seperti WLD (Worldcoin token) dan stablecoin lainnya.
- Mengakses fitur keuangan seperti transfer, pembelian, dan potensi integrasi dengan layanan terdesentralisasi.
Proses verifikasi iris dilakukan dengan alat Orb, yaitu kamera biometrik berbentuk bola logam futuristik yang memindai pola iris mata pengguna. Pola tersebut kemudian diubah menjadi kode unik menggunakan algoritma hash, dan diklaim tidak menyimpan data biometrik mentah.
Dengan memiliki World ID, pengguna dianggap sebagai “manusia unik” dalam jaringan global, dan bisa mendapatkan akses eksklusif ke layanan yang memerlukan otentikasi identitas yang aman dan desentralistik.
Potensi Positif World App
1. Inklusi Keuangan Global
Salah satu janji utama World App adalah membuka akses ke layanan keuangan bagi miliaran orang di dunia yang belum memiliki identitas resmi. Di banyak negara berkembang, kepemilikan KTP atau dokumen resmi masih menjadi hambatan utama dalam mendapatkan akses ke perbankan, pendidikan, atau bantuan sosial.
Dengan identitas digital yang disimpan dalam World App, pengguna bisa membuktikan eksistensi mereka dalam dunia digital tanpa perlu dokumen fisik.
2. Pembedaan Manusia dari AI
Di era kecerdasan buatan, semakin sulit membedakan interaksi yang dilakukan manusia asli dari bot atau agen AI.
World ID digagas sebagai solusi untuk memverifikasi bahwa seseorang yang mengakses platform digital benar-benar manusia, bukan entitas buatan. Ini penting, terutama dalam konteks pemilu online, diskusi publik, hingga distribusi dana sosial berbasis blockchain.
3. Distribusi Pendapatan Dasar Universal (UBI)
Worldcoin memiliki visi jangka panjang untuk memungkinkan pendistribusian Universal Basic Income (UBI) secara global melalui token WLD.
Dengan adanya sistem verifikasi unik, UBI bisa diberikan secara adil tanpa risiko duplikasi identitas atau penipuan. Ini menjadi mimpi besar untuk mengurangi ketimpangan ekonomi global.
4. Privasi dengan Teknologi Zero-Knowledge Proof
Worldcoin mengklaim menggunakan teknologi zero-knowledge proof (ZKP), yang memungkinkan sistem untuk memverifikasi keunikan identitas seseorang tanpa perlu mengetahui informasi pribadi mereka secara lengkap. Ini menjadi solusi kompromi antara verifikasi dan privasi.
Potensi Negatif dan Kontroversi
1. Isu Privasi dan Keamanan Biometrik
Kekhawatiran utama dari World App adalah pengumpulan data biometrik, terutama iris. Meskipun perusahaan mengklaim data disimpan dalam bentuk hash terenkripsi, banyak pihak tetap meragukan jaminan keamanannya. Data biometrik bersifat permanen—jika bocor, tidak bisa diubah seperti password.
2. Eksploitasi Komunitas Rentan
Proyek ini aktif beroperasi di wilayah-wilayah miskin, dengan iming-iming insentif berupa kripto bagi yang mau memindai irisnya. Praktik ini dianggap tidak etis oleh banyak pemerhati hak digital, karena masyarakat yang berada dalam tekanan ekonomi bisa dipaksa menyerahkan data berharga mereka demi imbalan sesaat.
3. Kurangnya Regulasi dan Transparansi
Beberapa negara seperti Kenya dan India sempat menghentikan kegiatan Worldcoin karena dianggap melanggar undang-undang perlindungan data. Selain itu, tidak semua informasi tentang bagaimana data diproses, disimpan, dan digunakan tersedia secara transparan kepada publik.
4. Ancaman Monopoli Identitas Digital
Jika satu entitas swasta seperti Worldcoin berhasil menguasai infrastruktur identitas global, maka bisa terjadi ketergantungan yang sangat besar terhadap sistem mereka. Ini membuka peluang penyalahgunaan kekuasaan, sensor, atau bahkan penindasan berbasis data digital.
Pandangan IDERU: Kritis, Adaptif, dan Berbasis Kemanusiaan
Sebagai organisasi yang fokus pada kebencanaan, sosial, dan lingkungan hidup, IDERU melihat tren seperti World App dari dua sisi: sebagai potensi solusi, namun juga sekaligus berpotensi ancaman.
Potensi solusi muncul jika teknologi seperti ini dimanfaatkan untuk:
- Verifikasi identitas korban bencana secara cepat.
- Distribusi bantuan kemanusiaan yang lebih adil dan transparan.
- Pendataan warga di daerah terpencil yang sulit dijangkau sistem administrasi konvensional.
Namun, potensi ancaman sangat nyata bila teknologi ini disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab, atau tidak disertai dengan regulasi dan pengawasan yang kuat.
IDERU menekankan bahwa:
- Setiap inovasi harus mengedepankan prinsip transparansi, persetujuan sadar, dan partisipasi komunitas.
- Teknologi tidak boleh menggantikan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi seharusnya memperkuatnya.
- Harus ada mekanisme audit dua arah, baik terhadap pihak pengembang maupun pengguna, untuk menjamin akuntabilitas.
IDERU Tidak Anti Teknologi
World App adalah cerminan masa depan: dunia di mana identitas digital akan menjadi fondasi dari segala akses layanan, mulai dari keuangan, pekerjaan, hingga bantuan sosial. Namun, pertanyaan fundamental tetap harus dijawab: siapa yang mengendalikan identitas kita, dan untuk tujuan apa?
IDERU percaya bahwa teknologi seperti World App tidak bisa ditolak mentah-mentah, tapi juga tidak bisa diterima begitu saja. Harus ada ruang diskusi yang sehat, keterlibatan dari organisasi masyarakat sipil, dan kebijakan publik yang berpihak pada manusia.
Di tengah arus besar ini, mari kita tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberlanjutan. Karena masa depan digital bukan hanya soal data, tapi juga tentang siapa kita sebagai manusia.
Ingin berdiskusi lebih lanjut tentang topik ini? Kunjungi www.ideru.online atau hubungi kami di ideru.official@gmail.com